Senin, 21 Mei 2012

That day when we have to leave Yair Danor

Jiley [Justin Bieber & Miley Cyrus] - runaway love - part 1

Justin Bieber - Never Let You Go

Justin Bieber - Never Let You Go

Justin Bieber: Never Say Never Movie Trailer 2 Official (HD)

Rumah Tanpa Jendela Tralier

rumah tanpa jendela



 
Aneka pertanyaan di atas ternyata mampu dijawab oleh kehadiran sebuah film yang berjudul Rumah Tanpa Jendela. Bersyukur saya dan teman-teman MataSinema diberi kesempatan untuk hadir dalam pemutaran perdana film ini Kamis lalu (03/02/2011) di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI) Rasuna Said, Jakarta Selatan. Thanks to Mbak Asma Nadia yang begitu welcome kepada kami. Nggak cuma Mbak Asma Nadia, ternyata Mas Aditya Gumay selaku sutradara sekaligus penulis skenario dan Mas Adenin Adlan (produser dan penulis skenario) juga begitu ramah dan berkenan ngobrol-ngobrol dengan kami. Oh ya nggak lupa ada Mbak Genta Windi. Mbak yang satu ini sejak semula aktif ngetwit dengan kami. Dia ini juga nggak kalah ramah lho. Semua kru dan personal film ini begitu hangat dan bersahabat (cozy) .
Film ini berdurasi 100 menit, terasa pas untuk sebuah tontonan keluarga karena nggak terlalu lama dan juga tidak terlalu sebentar. Hari itu dilakukan 2 kali pemutara film dan Alhamdulillah kami kebagian menonton pada penayangan perdana pada sekitar pukul 13.00 WIB.
Hampir seluruh pendukung film ini hadir, seperti Dwi Tasya, Emir Mahira, Raffi Ahmad, Yuni Shara, Atie Kanser, Varissa Camelia, Billy Davidson, Ouzan Ruz dan Indra Bekti. Acara hari itu diakhiri denga press conference, karenanya tidak heran begitu banyak wartawan yang hadir.

Komentar positif pun bermunculan dari kalangan wartawan. Memang patut diakui film ini sangat berbeda. Selain seluruh keuntungan film ini didedikasikan bagi penderita autis kurang mampu di tanah air, film ini juga sarat dengan nilai-nilai positif dengan kemasan yang sangat menghibur.

CERITA

Alam pikir seorang anak terkadang sulit kita pahami karena kesederhanaannya. Rara (Dwi Tasya) adalah seorang anak yang kurang beruntung secara ekonomi dan ia memiliki sebuah cita-cita yang amat sangat sederhana yaitu memiliki jendela di rumahnya. Sederhana banget ya (thinking) .
Namun keinginan sederhana ini menjadi terlalu mewah bagi Rara karena dia, ayah (Raffi Ahmad), dan neneknya (Ingrid Wijanarko) hanyalah tinggal dalam sebuah rumah berdinding kayu yang cukup untuk tidur saja. Itu pun masih disertai dengan ancaman penggusuran yang bisa terjadi setiap saat.
Di lain pihak ada Aldo (Emir Mahira) seorang anak yang termasuk special needs karena mengidap autis ringan. Aldo hidup dalam keluarga yang serba berkecukupan bahkan terbilang berlebih. Karena kondisinya yang memang khususl ini Aldo kerap kali dianggap sebagai hal yang patut disembunyikan memalukan oleh keluarganya, terutama kakak perempuannya (Maudy Ayunda).
Aldo dan Rara pun dipertemukan dalam sebuah kejadian yang membuat keduanya akhirnya menjadi sahabat. Persahabatan yang tak mengenal kasta ekonomi ini berlangsung dengan begitu indahnya. Rara merasa begitu beruntung dapat melihat rumah indah berjendela banyak milik Aldo, demikian juga dengan Aldo yang merasa akhirnya ia bisa diterima apa adanya oleh Rara dan teman-temannya. Banyak pelajaran dan nilai yang dapat kita tangkap dalam penggambaran persahabatan keduanya tanpa terasa dipaksakan karena mengalir dalam cerita yang begitu natural dan nyaman dinikmati (scenic) .
Beberapa adegan mengharukan dapat kita jumpai di film ini. Walaupun pemain tidak melulu berurai airmata dalam adegan-adegannya namun saya sebagai penonton beberapa kali harus mengambil tissue untuk mengeringkan mata yang tiba-tiba basah (tears) .
Sebagai film musikal tentu saja banyak keceriaan yang dihadirkan dalam film ini melalui kehadiran lagu-lagu. Ini pun ditampilkan dengan apik dan cukup menarik (banana_cool) .

PEMAIN

Sejak awal kehadiran Emir Mahira dalam film ini begitu memukau saya. Dia begitu ciamik memerankan tokoh Aldo yang menderita autis. Gerak tubuh hingga gaya bicaranya begitu natural dan menyentuh. Emir tampak benar-benar mempersiapkan diri memerankan ini secara matang. Salut untuk Emir, moga menjadi bintang di masa depan ya (rock) .
Tokoh Rara yang menjadi benang merah cerita film ini juga diperankan secara apik oleh Dwi Tasya. Terlihat Tasya sangat memahami dan mendalami karakter Rara dengan sangat baik dan natural. Ini luar biasa bagi seorang anak pendatang baru di dunia film.
Maudy Ayunda dan Ouzan Ruz yang berperan sebagai kakak dan abang Aldo juga cukup baik dalam membawakan peran mereka. Nah nggak lupa salah satu tokoh senior perfilman Indonesia kita yaitu Atie Kanser juga main lho di sini. Berperan sebagai nenek Aldo beliau mampu membuat film ini begitu hidup dan enak dinikmat. Bunda Atie begitu sukses menunjukkan diri sebagai nenek yang begitu pengasih kepada cucunya, sekalipun Aldo memiliki kekurangan (worship) .
Yang membuat film ini cukup heboh sebenarnya adalah kehadiran pasangan Raffi Ahmad dan Yuni Shara. Awalnya terus terang saya pribadi sudah under estimate terhadap kehadiran 2 pemain ini. Namun syukurlah keduanya mampu tampil dalam film ini dengan cukup baik. Raffi cukup memikat dalam memerankan ayah Rara, walaupun secara penampilan ia sebenarnya kurang pas menjadi sosok miskin yang berprofesi sebagai penjual ikan hias, namun Raffi membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh mampu menghadirkan sang ayah dengan baik dalam film ini. Yuni yang hanya tampil dalam beberapa scene juga tidak terlalu mengecewakan, bahkan terbilang cukup baik memerankan diri sebagai bude (tante) Rara.
Sanggar Ananda dan Teater Kawula Muda asuhan mas Aditya Gumay sangat memperkuat nafas film ini. Tak dipungkiri mereka mampu menghidupkan atmosfer alami dalam film ini.
MUSIKALITAS
Sebagai film musikal Aditya Gumay tidak main-main dalam mempersiapkan film ini. Sederetan lagu ia siapkan untuk menghidupkan adegan-adegan dalam film ini. Lagu yang ditampilkan pun nyaman untuk dinikmati sekali pun baru pertama kali mendengar.
Namun sederetan lagu yang tampil kebanyakan dinyanyikan secara bersama. Coba jika ada lead vocalnya, pasti akan lebih menarik lagi hehehe. Teringat Sherina dalam Petualangan Sherinanya (goodluck)